Rosa masih memandang-mandang dirinya sendiri di depan sebuah cermin
antik. Cermin peninggalan neneknya. Sebuah cermin bergaya klasik dari
kayu berukir dan disepuh warna emas. Ketika Rosa masih kanak-kanak, ia
sering berkaca di depannya sambil menirukan kata-kata dalam legenda
Putri Salju.
"Mirror mirror on the wall.. Siapakah yang tercantik didunia ini?"
Namun sayang, jawaban yang ia harapkan tak pernah didapatkannya. Cermin
itu selalu diam membisu. Yang ia dapatkan hanya pantulan wajah wanita,
ya wajah Rosa sendiri yang terlihat murung.
Makin lama ia memandang cermin itu, makin jauh pikirannya membayangkan
Abi Kakak iparnya. Ada perasaan gundah kala ia mengingat Kakak iparnya
itu. Berkali-kali ia merenungkan apa yang dikatakan Abi kepadanya.
"Ros, aku mencintaimu melebihi siapapun didunia ini."
Pagi-pagi sebelum berangkat kerja, Rosa telah berdandan dengan cantik
dan rapi. Perasaannya makin tidak menentu ketika wajahnya terpantul pada
cermin antiknya. Ada perasaan bersalah ketika ia memandang cermin
tersebut. Perasaan seorang wanita yang mengerti bagaimana sakitnya
apabila cintanya diduakan. Tapi rasa sukanya kepada Abi, mengalahkan
kepekaannya sebagai seorang perempuan. Pagi itu di depan cermin
antiknya, tekadnya sudah bulat. Dia akan menerima ajakan Abi untuk makan
siang di restaurant.
Siang yang sangat terik, sebagian pekerja kantoran meluangkan waktu
istirahatnya dengan makan siang di dalam dan di luar ruang kerjanya.
Orang-orang terlihat bagaikan sekawanan semut berjalan bergerombol
keluar dari gedung kantor tempat Rosa bekerja. Rosa tampak dalam
kerumunan orang-orang tersebut. Sebuah mobil sedan berwarna hitam
keluaran terbaru menjemputnya tepat pada luar gerbang kantornya. Sedetik
kemudian Rosa telah berada di dalam mobil mewah tersebut.
"Kamu cantik sekali, Ros.."
"Terima kasih Mas.." Rosa menyahut pelan.
Keheningan menyelimuti keduanya. Tidak ada kata-kata yang muncul
diantara mereka. Hanya suara deru mobil lamat-lamat terdengar dan suara
musik R&B yang dikecilkan keluar dari audio mobil tersebut.
"Kita makan dimana Mas."
Akhirnya Rosa membuka kekakuan diantara mereka. Abi hanya menoleh ke arahnya dan menempelkan telunjuknya pada bibir Rosa.
"Rahasia.."
Mobil mewah tersebut berbelok arah menuju hotel bintang lima di kota
yang sangat sibuk. Antrean kendaraan membuat mobil itu berjalan dengan
perlahan-lahan. Seorang petugas parkir mempersilahkan mobil itu menepi
di tempat yang kosong. Rupanya Abi sangat dikenal di tempat tersebut.
Terdengar sapaan ramah dari petugas parkir itu.
"Mas tahu apa kesenanganmu Ros.." Abi menggandeng tangan Rosa sambil
berjalan menuju restaurant Perancis yang ada di dalam hotel bintang lima
tersebut.
"Ah.. Mas ingat rupanya masakan favoritku.." Rosa tersenyum manja kepada Abi.
"Ya, Ros, Mas masih ingat sewaktu kamu pulang dari Perancis, apa yang kamu minta kepada kakakmu."
"Kak, aku mau makan masakan perancis..?" Gelak tawa keduanya terdengar, bagaikan sepasang kekasih dimabuk asmara.
Hanya beberapa orang penduduk lokal yang terlihat makan di dalam
restauran Perancis tersebut. Kebanyakan orang-orang asing, wisatawan
atau pekerja asing yang tinggal di Indonesia makan di sini. Tatatan
interior restaurant tersebut sangat kental dengan aroma Perancis. Bau
masakan dan hidangan Perancis yang mempesona membangkitkan gairah makan.
"Mau coba wine lagi Ros.."
"Mas mau buat aku mabuk ya.." Rosa tertawa manja sambil mencubit lengan Abi.
Keduanya tampak menikmati makan siang mereka. Bunyi denting sendok
beradu dengan piring sesekali terdengar. Alunan musik klasik dari sound
system di restaurant tersebut membuat suasana menjadi nyaman dan
romantis.
"Ros, Mas kalau dengar musik begini jadi ngantuk nih.." Abi tersenyum penuh arti kepada Rosa.
"Terus mau diapain, Mas mau bobok dibangku ini?" Rosa tertawa memperlihatkan gigi putihnya tersusun rapi.
"Kamu nggak malu, kalau Mas tidur di sini.."
"Nggak, paling Rosa tinggalin Mas di sini.."
"Benar.. Nggak malu.." Abi mengambil posisi layaknya orang akan tidur di tempat tidur.
"Mas! Jangan ngaco.."
"Kalau nggak boleh tidur di sini, di kamar hotel ini aja ya.."
"Tahu nih.. Mas seperti kena obat tidur bawaannya ngantuk berat." Abi berkata demikian dengan maksud tertentu.
Rosa yang merasa kasihan kepada Abi, mempersilahkan Abi untuk mencari
kamar di hotel tersebut. Dalam hatinya, Rosa juga mengetahui keinginan
Abi. Abi ingin membawanya menikmati suasana yang lebih dari sekedar
makan siang. Sebenarnya kata hatinya sangat bertentangan dengan
keinginanannya. Tapi lagi-lagi cintanya yang begitu besar kepada Abi
mengalahkan kata hatinya.
Suasana kamar hotel bintang lima terkesan sangat mewah. Tempat tidur
yang menawan dengan ditutupi sprei satin berwarna putih, memberikan
kesan yang elegan. Pencahayaan yang diatur sedemikian rupa membuat
suasana kamar menjadi romantis. Ada rasa kerinduan yang sangat di dalam
hati Rosa. Kerinduan yang begitu dalam akan sentuhan laki-laki dewasa.
Kini kenyataannya akan segera terwujud. Abi, Kakak iparnya akan
memberikan sentuhan yang sudah lama ia rindukan. Sebersit keraguan
berkecamuk dalam dirinya. Akankah dia korban harga diri dan penghianatan
cinta kepada Kakak kandungnya sendiri. Yang tidak lain adalah istri
Abi.
"Ros.. Mas sayang kamu."
Lamunan Rosa segera buyar. Dia hanya membiarkan bibir Abi melumat
bibirnya. Ada rasa ketegangan pada dirinya. Ada suatu rasa penghianatan
dan nista pada dirinya. Semuanya berkecamuk, mengaduk-ngaduk isi
pikirannya. Abi rupanya mengetahui isi pikirannya. Dilepasnya ciumannya
dan membiarkan pandangan mata Rosa mengarah kepadanya.
"Mas tahu.. Ini salah, tapi perasaan Mas kepadamu tidak dapat Mas sembunyikan lagi.."
"Stop! Mas.."
Dengan tiba-tiba Rosa melumat bibir Abi. Lumatan birahi yang
menggebu-gebu. Lumatan bibir seorang perempuan berumur tiga puluh dua
tahun yang telah bersuami. Keduanya sadar dalam melakukan perselingkuhan
ini.
"Ah.." Desahan birahi keluar dari mulur Rosa, saat lehernya yang jenjang
dicium. Napasnya naik dan turun ketika tangan Abi merogoh masuk ke
dalam belahan blaser yang masih dia kenakan. Tangan Abi yang halus
meraba sekujur perutnya yang rata.
"Perut kamu seperti perut seorang gadis, Ros.." Pujian Abi membuat Rosa
serasa di awang-awang. Belum pernah suaminya mengatakan hal demikian
kepadanya. Abi sangat sensitif dan memperhatikannya.
Bibir keduanya melumat dengan liar. Lidah Rosa menjulur ke dalam rongga
mulut Abi, mengadu lidah keduanya seolah menjadi satu. Kedua tangan Abi
melepaskan seluruh pakaian yang dikenakan oleh Rosa. Buah dadanya yang
besar ditopang oleh BH berenda berwarna hitam.
"Kamu sangat sexy.. Sayang.."
Abi sangat pandai memuji. Seluruh pujiannya membuat Rosa terpikat dan
membuat birahinya makin bertambah besar. Pikirannya sudah bulat akan
memberikan seluruh tubuhnya kepada Abi.
Tangan Rosa pun mulai bergerak melepaskan kemeja tangan panjang yang
masih dikenakan Abi. Dada Abi yang bidang dirabanya dengan kedua
tangannya yang putih mulus. Jari-jari tangan Rosa bermain-main diantara
belahan dada Abi. Dengan gerakan yang lembut Rosa mencium dada Abi yang
bidang. Bibir dan lidahnya menjilati seluruh permukaan dada dan
perutnya. Abi hanya memejamkan matanya. Sesekali mulutnya mendesah
menahan geli dan hasrat yang membara. Terlihat dia sangat menikmati
permainan Rosa.
Tangan Rosa membuka resleting celana panjang Abi. Kontol Abi yang sudah
menegang sejak tadi, segera mencuat keluar menghirup aroma birahi yang
ditebarkan Rosa. Rosa terpekik melihat kontol Abi yang begitu besar dan
panjang. Urat-urat kontol Abi terlihat kekar dengan dihiasi tahi lalat
kecil. Menandakan pemiliknya memang jagoan dalam hal bersetubuh.
Dengan kedua tangannya, Rosa memegang batang kontol Abi, bagaikan
memegang benda yang begitu berat. Kedua tangannya meremas dengan gemas
batang kontol Abi. Mulut Rosa yang tipis mengulum ujung kontol Abi. Abi
menggelinjang kegelian. Giginya yang putih menggigit dengan lembut,
kemudian mengulum bagaikan seorang gadis kecil menikmati gula-gula. Abi
makin bernafsu.
"Ah.. terus sayang.. Hisap yang kuat.. Ah.."
Rosa tidak menjawab erangan Abi, mulutnya makin asyik mengulum,
memasukkan dan mengeluarkan batang kontol Abi. Kedua tangannya memegang
pantat Abi. Masuk.. Keluar.. Masuk.. Keluar begitu berulang-ulang
sehingga urat-urat kontol Abi makin terlihat menegang, seolah-olah
seluruh cairan dalam batang kontolnya akan segera meledak.
"Ros.. Mas mau keluaar.. Sayang.."
"Keluarin Mas, jangan ditahan.."
Rosa kembali memasukkan kontol Abi ke dalam mulutnya. Tangannya
merasakan sperma yang ada dalam batang kontol Abi akan segera tumpah.
Crot.. Sperma Abi keluar dan masuk ke dalam mulut Rosa. Sebagian dapat
ditelanya, selebihnya sperma Abi berceceran di karpet. Abi terlihat
sangat puas. Diciumnya rambut Rosa yang hitam legam.
"Rosa ke kamar mandi dulu ya Mas.."
Abi hanya menganggukkan kepalanya dan menuju tempat tidur. Bunyi
gemericik air terdengar dari dalam kamar mandi. Rosa menyikat giginya
dengan pasta gigi yang tersedia di sana. Tangannya meraba vaginanya yang
basah oleh birahinya yang belum terpuaskan.
"Wow.. Kamu benar-benar sexy, sayang.."
Mata Abi tidak berkedip melihat tubuh Rosa tanpa sehelai benang pun
menuju tempat tidur. Dengan tubuh polos putih bersih dan rambut yang
panjangnya sepunggung, membuat Rosa sangat seksi dan membangkitkan
gairah sex laki-laki. Dia naik dari ujung tempat tidur. Merangkat
mendekati wajah Abi. Keduanya berciuman kembali. Lumatan bibir keduanya
seakan tak kan pernah usai. Seakan bibir keduanya ingin selalu bersatu
selamanya. Abi meremas kedua payudara Rosa yang besar dan kenyal.
Tangannya memegang dari bawah payudara Rosa, kemudian meremasnya dengan
sangat lembut. Rosa terpekik kegelian dan melepaskan ciumannya.
Abi kemudian melumat payudara Rosa. Putingnya yang kemerahan dihisapnya
dengan sangat rakus, bagaikan seorang bayi yang kelaparan. Sedotan mulut
Abi menimbulkan bunyi-bunyian yang khas. Srup.. Sruup..
Mata Rosa hanya terpejam dan merintih menahan geli. Vaginanya kembali berkedut-kedut, menandakan cairan birahinya akan keluar.
"Mas.. Hisap bawahku.. Sayang.."
Abi merosot kebawah menuju lubang vagina Rosa. Mulutnya menciumin
klitoris Rosa yang menonjol keluar. Lidahnya menusuk-nusuk ke dalam
celah-celah bibir vagina Rosa. Abi merasakan cairan keluar dari dalam
vagina Rosa. Mulutnya makin keras menyedot klitoris Rosa.
"Ah.. Ah.. Aku.. Keluaar.. Mas.." Rosa menjerit kenikmatan.
Badannya terlentang membuat payudaranya yang besar dan kenyal mendongak
ke depan. Bulu-bulu kemaluannya yang di cukur rapi, membuat Abi sangat
bergairah. Abi menciumi Rosa dengan sangat bernafsu. Mereka bergumul
dengan semangat berapi-api. Bunyi decik tempat tidur beradu dengan
suara-suara musik yang keluar dari televisi. Tubuh mereka bergumul
menindih satu sama lainnya. Sprei tempat tidur yang tadinya tertata
dengan rapi, terlihat berantakan. Bed cover berserakan di bawah tempat
tidur.
"Ah.." Rosa menjerit nikmat, ketika kontol Abi yang besar menerobos
liang vaginanya. Ada sedikit hambatan saat kontol Abi yang besar masuk
ke dalam lubang vagina Rosa. Vagina Rosa kecil dan sempit. Abi merasakan
batang kontolnya sangat sesak di dalam lubang vagina Rosa.
Sret.. Sret.. Blep.. Blep..
"Ros.. Vagina kamu enak sekali sayang.." Abi kembali memuji Rosa.
Kontolnya terus memompa ke dalam vagina Rosa. Cengkeraman lubang vagina
Rosa mulai mengendur, membuat kontol Abi leluasa masuk dan keluar. Mata
Rosa hanya terpejam merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kontol Abi
sangat besar, membuat birahinya cepat keluar. Otaknya mulai merasakan
akan terjadi tumpahan dari dalam dinding cairan birahinya. Gesekan
kontol Abi yang terus menerus, membuat pertahanannya cepat rapuh.
Urat-urat cairan dalam vaginanya berkedut-kedut menandakan orgasmenya
akan segera keluar.
"Ah.. Ah.. Oh.. Mas.. Rosa mau keeluaar.. Ooh.." Erangan panjang Rosa membuat Abi makin bernafsu memompa.
Blep.. Blep.. Blep..
Sedetik kemudian sperma Abi pun menyemprot masuk ke dalam vagina Rosa.
"Aah.." Abi merasakan kenikmatan yang luar biasa. Napasnya naik dan
turun. Kontolnya berkedut-kedut menetaskan cairan sperma. Rosa tersenyum
puas dan sesekali badannya mengelinjang, saat kontol Abi makin masuk ke
dalam vaginanya.
"Ih.. Mas.. Geli sekali sayang.." Rosa memandang wajah Abi dan
mengelusnya dengan lembut. Abi mencium bibirnya seraya memuji kenikmatan
yang telah diberikan Rosa kepadanya. Mereka saling berciuman dan tidur
berpelukan hingga sore hari.
Malam itu Rosa terlihat sedikit gusar. Sesekali dipandanginya cermin
antik yang memantulkan wajahnya. Suaminya tergolek ditempat tidur,
badannya sangat kelelahan setelah seharian bekerja di kantor. Rosa
melirik suaminya. Ada perasaan iba kala melihat wajah suaminya yang
tanpa dosa.
Jantungnya berdegup kencang, ketika dilihatnya sesosok muka memantul
dari cermin antiknya. Wajah seorang wanita yang sangat ia kenal. Wajah
yang hampir mirip dengan wajahnya. Ya, wajah seorang perempuan yang
tidak lain adalah wajah kakaknya sendiri. Wajah istri Abi!
Tiba-tiba, tangan Rosa mencari benda yang ada di depan meja antiknya. Dia melemparkan benda tersebut ke arah cermin antik. Brak!